Rabu, 21 September 2011

To Adindaku tersayang
Dalam dekap kesyahduan

Dinda……….
Tak kuasa lagi bibirku berkata, kala baris kenangan menyapa relung-relung jiwaku yang selalu dahaga akan belai lembut darimu.

Dinda…………
Jangan pernah pertanyakan lagi apa yang selalu mendinginkan hatiku kala panas menerpa. Apa yang menghangatkanku kala dingin menyapa. Dan juga kemeriahan seperti apa yang menyapa saat hampa hantui jiwaku.

Dinda………….
Semua adalah karena hadirmu. Hadirmu bisa buat hatiku yang mendidih langsung dingin.Hadirmu bisa hangatkanku saat angkuh dinding-dinding dingin menyapa dengan seribu tanya. Dan hadirmu pulalah yang membuatku merasakan hadirnya kecerian walau hampa lagi bersenyawa.

Dinda………….
Masa itu begitu indah. Saat diammu buatku tenang. Saat riuh kicauanmu begitu membakar semangatku dan juga kejenakaanmu selalu menari dalam riak-riak kenangan yang membasuh hatiku.

Dinda……………..
Meski kasih kita tiada tersampai di kefanaan ini, Yakinlah Tuhan kan tautkan tangan kita di keabadian nanti.


Dinda……………….
Maafkan aku menanggalkan cintamu di sini. Yakinlah hatimu tiada terganti. Kini dan nanti hatimu - hatiku selalu di sini.